Jumat, 05 November 2010

Metode Belajar Unggul untuk Menghadapi Tantangan Globalisai


TUGAS TEKNIK PRESENTASI DAN NEGOSIASI
METODE BELAJAR UNGGUL UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN GLOBALISASI
DISUSUN OLEH:
Ayu Chandrawati
D1609011
PUBLIC RELATIONS 2009
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010
PEMBUKAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja yang berjudul “Metode Belajar Unggul untuk Menghadapi Tantangan Globalisai”  ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah teknik presentasi dan negosiasi, Drs. A. Eko Setyanto, MS.
kertas kerja ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari berbagai wacana  yang berkaitan dengan globalisasi dan metode belajar unggul yang dikemukakan rekan saya Taruna Dwi Sutandana, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah teknik presentasi dan negosiasi atas bimbingan dan arahan dalam penulisan kertas kerja ini. Juga kepada rekan - rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan kertas kerja ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai globalisasi dan metode belajar unggul, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.


Surakarta,  04 Oktober 2010






Latar Belakang

Pendidikan memang harus dikejar semaksimal mungkin.  Agar mampu memperoleh pendidikan Banyak hal dilakukan, hal ini terjadi karena persaingan global yang mewajibkan seseorang mengenyam pendidikan yang tinggi agar dapat memperoleh pekerjaan. Bahkan agar dapat naik jabatan, seseorang dituntut memiliki gelar dalam pendidikannya.
Memperoleh ilmu memanglah sulit, karena harus belajar. Salah satu faktor yang membuat sulit dalam belajar adalah cara belajar itu sendiri. Munculnya banyak bimbingan belajar belum tentu dapat membantu seseorang pelajar atau mahasiswa mengatasi masalah belajar. Karena belajar merupakan kesadaran bagi individu yang didasari kebutuhan.
Sulitnya belajar efektif menimbulkan berbagai masalah dalam dunia pendidikan. Hal ini terjadi karena belajar efektif sangatlah diperlukan dalam memperoleh hasil semaksimal mungkin dalam belajar. Tentu saja, juga agar dapat memperoleh nilai yang maksimal.
Berbagai cara tentunya sudah dilakukan agar permasalahan ini dapat teratasi, namun tentunya hal ini pasti terdapat hambatan-hambatan tertentu.
Dalam makalah kali ini, penulis akan menyampaikan bagaimana cara atau metode belajar yang unggul, agar dapat membantu para palajar dan mahasiswa dalam proses belajarnya, untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin.







Perumusan Masalah

Dalam membuat makalah ini, diharapkan agar dapat membantu dalam belajar seseorang, khususnya para pelajar dan mahasiswa yang menemui kesulitan-kesulitan dalam hal belajarnya. Permasalahan- permasalahan tersebut, antara lain :
a.       Sulitnya menyadari bahwa belajar itu suatu hal yang sangat penting
b.      Banyak dari para pelajar maupun mahasiswa yang tidak mengetahui cara belajar yang baik

Tujuan

Dalam pembuatan makalah ini pasti ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai, maka beberapa tujuan tersebut adalah :
a.       Agar para pelajar dan mahasiswa menyadari bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting
b.      Agar para pelajar dan mahasiswa mengetahui metode belajar unggul, supaya mempermudah belajar dalam prosesnya







Isi

Memperbaiki mutu pendidikan seseorang tidaklah mudah, harus melewati berbagai cara atau metode. Hal ini tentunya tidak mudah, karena diketahui bahwa biaya pendidikan semakin lama semakin besar. Memperoleh pendidikan yang tinggi menjadi sangatlah sulit mengetahui persaingan dalam pendidikan saat ini semakin ketat.
Maka akan jadi mustahil, jika seseorang dengan tingkat ekonomi yang rendah dapat mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya. Padahal, pendidikan yang tinggi sangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Pemahaman bahwa belajar harus dengan sekolah, tentunya bukanlah hal yang sepenuhnya benar. Karena banyak dari orang-orang yang kurang mampu dalam ekonominya memilih untuk belajar sendiri secara otodidak, maupun mendengar dari orang-orang yang mengenyam bangku pendidikan.
Hal ini menjadi sangat ironis, karena meperoleh ilmu dianggap sebuah jual beli. Siapa mampu membeli dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya, sedangkan orang – orang yang kurang mampu tidak dapat merasakan apa itu pendidikan secara layak atau formal.
Mari kita mengetahui pasar global saat ini.
1.      Pada tahun 2003, AFTA terdiri dari 10 negara, dan saat itu jumlah penduduknya 500 juta jiwa. Pada saat itu persaingan belum sebesar saat ini
2.      Pada tahun 2010, APEC yaitu Negara Asia Pasific terdiri dari 22 negara yang sudah termasuk Asia, Amerika, dan Australia. Artinya Negara – Negara Apec bertambah dan menambah jumlah persaingan dalam dunia global
3.      Sedangkan pada tahun 2050 nanti, diperkirakan dunia ini dalam 5 benua terdapat 210 negara dan terdapat 6 milyar manusia di dalamnya. Itu berarti bahwa persaingan global dalam tahun 2050 semakin besar. Dalam waktu itu sistem berganti menjadi neoliberalis, dimana semua orang menciptakan dasar global kerjanya masing – masing
Dalam 3 hal tersebut dalam diambil kesimpulan, bahwa dalam rentan tahun tahun 2003 sampai 2050  persaingan semakin ketat. Hal ini disebabkan karena pertambahan penduduk yang semakin banyak dan ditututnya seseorang untuk bekerja.
Pernahkan anda berfikir  :
1.       Semua buku yang ditulis dalam bahasa Inggris modern hanya terdiri dari pola-pola yang dibentuk oleh 26 huruf.
2.      Semua lukisan yang dibuat hanya dengan pola-pola dari tiga warna primer.
3.      Semua musik yang ada hanyalah pola-pola yang terdiri dari 12 nada.
4.      Semua kalimat matematika yang ada hanya terdiri dari 10 simbol.
5.      Semua perhitungan yang dilakukan komputer digital hanya dibentuk dari pola-pola yang terdiri dari dua komponen.
Oleh karena itu, setiap kali kita membicarakan sesuatu sbagai “hal baru” kita sebenarnya sedang berbicara tentang pola orisinal dari komponen-komponen yang telah ada. Hal ini dikemukakan oleh DON FABUN dalam Three Roads to Awareness.
Lalu apakah yang membedakan antara orang sukses dengan orang gagal?
Jawabanya adalah tindakannya. Dari seseorang yang gagal menuju sukses, terdapat transformasi. Transformasi tersebut berbentuk sebuah tindakan nyata, dimana seseorang harus melakukan sesuatu untuk mengubah hidupnya masing – masing. Jika seseorang itu berusaha semaksimal mungkin, maka kesuksesanlah yang akan diperoleh, namun jika orang tersebut hanya bermalas – malasan atu tidak melakukan suatu hal yang berarti, maka orang tersebut akan tetap menjadi seseorang yang gagal.
Sebuah kalimat yang pantas dipaparkan tentang daya seorang manusia yaitu
 Jangan Biarkan Otak Anda yang Memiliki 100.000 Milyard Serabut Saraf itu Bagai RAKSASA TIDUR.
Yang artinya bahwa manusai sesungguhnya mempunyai potensi yang besar dalam hidupnya, sehingga dapat mebuat hal – hal yang berarti.


Lalu apa maksud dari RAKSASA TIDUR? Artinya Jika seseorang tidak menggunakan otak dengan  baik, maka syaraf – syaraf tersebut tidak berguna. Hanya bermalas – malasan tidak dapat mengubah apapun. Namun, jika otak tersebut digunakan untuk hal – hal yang berguna, maka akan menghasilkan sesuatu yang  berguna. Misalnya Laptop, Handphone. Kedua benda tersebut muncul karena hasil dari pemikiran otak.
GAYA BELAJAR KEBANYAKAN SISWA
saat ini, kebanyakan siswa mempunyai gaya belajar sebagai berikut :












 






         Ini adalah “Profil Gaya Belajar” rata-rata siswa yang dikumpulkan oleh SDS (Spesific Diagnostik Studies di Rockville, Maryland dari 5.300 siswa, kelas 5 sampai 12, yang mengisi Daftar Uji Learning Channel Preference SDS, di Amerika Serikat, Hongkong dan Jepang.
         SDS mengingatkan bahwa dari data tesebut secara statistik tidak bisa disimpulkan bahwa 37% siswa adalah pelajar haptik (atau taktil-kinestetik), 34% bersifat auditorial dan 29% bersifat visual.
         Setiap profil siswa menunjukkan persentase tertentu dalam kategori dan persentase dalam grafik diatas mewakili nilai rata-rata.

Sedangkan sesungguhnya ketika kita belajar  menurut Dr. Vernon A. magnesen, 1983.:
v  10% dari apa yang kita baca,
v  20% dari apa yang kita dengar.
v  30% dari apa yang kita lihat,
v  50% dari apa yang kita lihat & dengar,
v  70% dari apa yang kita katakan,
v  90% dari apa yang kita katakan dan lakukan.
Lalu, bagaimanakah menjadi pelajar yang efektif?
Dalam makalah ini akan saya paparkan Strategi Mencapai Puncak Prestasi, yaitu :
v  Belajar sesuai dengan gaya belajar anda.
Artinya, jika belajar maka harus di sesuaiakan dengan gaya individu masing. Bagaimana cara agar belajar itu terlihat menyenangkan, namun tidak menggeser fungsi dari belajar itu sendiri. Hal ini dilakukan agar orang yang belajar tidak jenuh.
v  Mengubah kondisi terbaik untuk belajar.
Artinya, bahwa seseorang harus mengetahui kondisi apa yang cocok untuk dia melakukan proses pembelajaran.

v  Lakukan pemetaan informasi sesuai kebutuhan.
Artinya seseorang harus membuat sebuah pemetaan tentang informasi – informasi apa saja yang dibutuhkan dalam belajarnya.
v  Tumbuhkan rasa ingin tahu
Hal penting yang diperlukan ketika belajar adalah rasa ingin tahu. Ketika orang merasa ingin tahu, maka orang tersebut akan mencari tahu jawabannya. Dan ketika itu maka seseorang akan mudah menyerap sesuatu.
v  Masuk ke dalam kondisi Alfa
Maksudnya, sebelum seseorang memulai proses belajar, maka ia harus dalam kondisi alfa atau fokus atau konsentrasi. Orang yang berkonsentrasi akan mudah menyerap ilmu yang dia tangkap.
v  Super Scan, membaca pintas
Seseorang yang pintar, tidak membaca sesuatu secara utuh, maksudnya membaca suatu hal hanya diambil pokok – pokok atau inti dari bacaan tersebut.
v  Membaca cermat.
Tidaklah seseorang itu dapat mengetahhui suatu hal dengan membaca, jika dalam membaca tidak dengan teliti. Maka seseorang harus cermat dalam membaca. Hal ini juga mempermudah menyerap ilmu yang dibacanya.
Lalu sikap diri apa yang diperlukan ketika sedang belajar? Maka penulis memilih sikap belajar di bawah ini yang dapat digunakan untuk memperoleh hasil terbaik.
1.      Sit Up (duduk tegak)
Sikap duduk yang tegap, akan mempermudah peredaran darah, hal ini menjadikan, peredaran darah ke otak menjadi lancer, sehingga posisi badan tidak menghambat ketika belajar.
2.      Lean Forward (condong ke depan)
Sikap condong kedepan merupakan sikap yang menandakan seseorang fokus terhadap apa yang dipelajari.


3.       Ask Question (bertanya)
Sikap aktif seorang pelajar adalah bertanya,. Ketika seseorang bertanya, maka ia akan lebih mudah menyerap sesuatu dari pada pasif hanya diam. Hal ini termasuk dalam hal ingin tahu.
4.       Nod Your Head (anggukkan kepala)
Seseorang yang memahami sesuatu, dapat dilihat dari sikap badan ketika dalam proses belajar. Salah satunya adalah dengan menganggukan kepala. Ketika menganggukan kepala, maka banyak dari orang memahami, hal apa yang ia pelajari.
5.      Talk to Your Teacher (bicara dengan guru).
Sikap aktif berikutnya adalah bicara kepada guru. Selau bertanya kepada guru terhadap hal – hal apa yang belum ia pahami. Karena ketika itu juga seseorang mampu menyerap ilmu lebih dari pada diam.

Metode belajar apa saja yang baik untuk para pelajar dan mahasiswa saat ini?
Dalam makalah ini penulis menyertakan beberapa metode belajar yang baik dan mudah untuk dipraktekan. Metode – metode tersebut antara lain :
1.      5R yaitu meliputi Record, Reduce, Recite, Reflect, dan Review. Metode ini dipaparkan oleh  Cornell University, sebuah universitas di Swiss
a.       Record (catat) artinya bahwa untuk memahami sesuatu diperlukan sebuah catatan, ketika mencatat itu secara tidak langsung seseorang belajar menghafal apa yang dia catat.
b.      Reduce (ringkas)artinya untuk memahami sesuatu kita juga harus membuat ringkasan. Karena ketika kita meringkas suatu bahasan maka kita juga belajar.

c.       Recite (mengulangi), dari apa yang didengar, dicatat, dan diringkas maka hal yang selanjutnya adalah mengulanginya, hal ini diharapkan agar seseorang lebih bisa memahami apa yang ia pelajari.


d.      Reflect (renungkan), setelah Record, reduce, dan recite selanjutnya adalah reflect atau merenungkan. Saat fase ini seseorang harus merenungkan hal apa yang dipelajari. Agar mudah dalam memahami.
e.       Review (periksa), hal terakhir yang diperlukan adalah memeriksa ulang semua yang telah dipelajari, ini adalah tahapan terakhir seseorang dalam belajar. Mengulang kembali catatan yang telah dipelajari, menjadikan orang lebih mudah menerima ilmu, kemudian orang dapat paham atas apa yang ia pelajari.

2.      T-A-N-D-U-R  (QUANTUM)
Yaitu sebuah metode belajar yang dikemukakan Quantum, yaitu :
Ø  TUMBUHKAN, minat, rasa ingin tahu “Apakah Manfaatnya Bagiku”.
Ø  ALAMI, Biarkan diri Anda dapat mengalami.
Ø  NAMAI, Sediakan kunci, konsep, model dan rumus.
Ø  DEMONSTRASIKAN, Tunjukan bahwa Anda tahu”.
Ø  ULANGI, tegaskan bahwa “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini”.
Ø  RAYAKAN, untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan ilmu.

3.      EINSTEIN (METAFORMA & REAKSI BERANTAI)
Metode belajar ini adalah metode belajar yang einsten lakukan dalam hidupnya. Metode ini meliputi :
v  Koneksi (kaitan, kecocokan, membandingkan).
v  Relasi (hubungan, persamaan dan perbedaan).
v  Eksplorasi (Jelajah, pertanyaan beruntuh).
v  Analisis (cari hubungan awal-akhir).
v  Salin (buat skema hubungan antar hal).
v  Alami (terapkan, ulangi dan praktikkan).
Atau dapat digambarkan sebagai berikut :




 









Kesimpulan
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini. Pendidikan merupakan hal yang sangat diperlukan. Dunia kerja menuntut seseorang berpendidikan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sedangkan yang tidak mengenyam pendidikan akan berada di bawahnya.
Dunia akan semakin padat dan dunia persaingan seiring berjalan waktu akan semakin sulit. Globalisasi di seluruh dunia, menuntut seseorang untuk belajar praktis. Belajar bagaimana menghadapi kehidupan kelak dimana kesuksesanlah yang akhirnya ingin dicapai.
Dalam makalah ini, penulis akan menyampaikan metode apa saja yang perlu dilakukan untuk menghadapi tantangan globalisasi saat ini.
Hal yang penting tentang pendidikan adalah belajar. Sekolah tanpa belajar hanyalah omong kosong, karena pada akhirnya ilmu lah yang paling diperlukan. Lalu permasalahan muncul karena sulitnuya para pelajar memahami sesuatu untuk dipelajari. Banyak cara tentunya untuk memahaminya. Namun bagaimanapun caranya atau metodenya, semua kembali kepada individu masing – masing yang melakukan proses tersebut.
Banyak metode tentunya, namun penulis memilih beberapa sebagai hasil referensi terbaik. Yaitu metode belajar menurut Cornell University, menurut Quantum, Albert Einstein, dan metode Murder.
Pada akhirnya metode – metode ini bertujuan untuk menghasilkan pemahaman dan buah karya seni bagi para pelaku – pelakunya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya.





Sumber data :
Data – data dalam makalah ini diperoleh dari wacana – wacana tentang globalisasi dan metode belajar unggul yang disampaikan oleh rekan saya Taruna Dwi Sutandana. Rekan saya melakukan pembelajaran didalamnya, kemudian menyampaikan kepada saya. Dan makalah ini saya tambahkan keterangan dengan tambahan seperlunya.
Email : tarunadwisutandana@yahoo.com




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar