Sabtu, 06 November 2010

BERBICARA EFEKTIF

Apakah anda merasa malu seandainya harus berdiri dan berbicara kepada suatu kelompok sekalipun anda sudah cukup mengenal mereka?
Apakah pernah anda merasa sulit menemukan kata yang tepat untuk menyatakan apa yang ingin anda maksudkan dengan jelas?
Jika anda menjawab “ya” atas beberapa pertanyaan itu, bersyukurlah! Ingat, tak seorang pun yang merupakan “pembicara sejak lahir”.
Kita akan mencoba cara mengatasi kegelisahan, dengan melatih diri tidak gelisah dalam melaksanakan tugas apa pun terutama pada waktu “berbicara”.

1. Pengertian berbicara
Berbicara adalah penyampaian informasi yang dilakukan secara lisan melalui ucapan kata-kata atau kalimat. Dalam berbicara, bahasa memegang peranan yang sangat vital.

2. Fungsi berbicara
Dalam kehidupan kita sebagai manusia, berbicara mempunyai banyak fungsi yang berbeda-beda bergantung pada tingkat perkembangan manusia itu sendiri. Secara umum funsi berbicara dapat dibagi menjasi dua, yaitu :
a. Berbicara sebagai alat pengungkap perasaan
b. Bahasa sebagai alat komunikasi

3. Prinsip-prinsip berbicara aktif
a. Prinsip motivasi
b. Prinsip perhatian
c. Prinsip keindraan
d. Prinsip pengertian
e. Prinsip ulangan
f. Prinsip kegunaan

4. Cara penyampaian
Perlu persiapan dan jenis penyajian yang dilakukan pembicara. Ada empat cara yang digunakan dalam komunikasi publik, masing-masing memiliki tujuan serta memiliki kelebihan dan kelemahan seperti berikut ini.
Pertama, penyampaiannya mendadak. Artinya, hanya terdapat sedikit persiapan. Berdiri di hadapan forum itu mengatakan yang ada dalam pikirannya. Kelebihannya, spontanitas maksimal, kelemahannya tidak ada perencanaan terlebih dahulu. Jenis komunikasi publik biasanya memerlukan gaya penyampaian yang lebih formal. Pidato mendadak biasanya diberikan kepada pembicara hanya beberapa saat sebelum pidato dimulai.
Kedua, cara yang paling formal adalah membaca manuskrip (naskah tertulis). Jenis ini memerlukan kesiapan yang lengkap dengan menggunakan teknik berbicara atau berpidato, dan hal ini sangatlah berharga. Teknik tersebut memungkinkan pembicara mengungkapkan pesan secara amat persis, akan meminimalisasi penyalahtafsiran pesan. Kelemahannya perlu waktu sangat lama, yang sebenarnya kurang diperlukan, terlalu mengandalkan manuskrip sehingga cenderung hanya dibaca saja, tidak mampu menatap publik, bila ya, hanya sekilas. Mengapa? Karena kemampuan menyesuaikan pesan dengan umpan balik kurang.
Ketiga, pidato hafalan. Sebuah pidato direncanakan sebelumnya, ditulis dengan manuskrip, kemudian dihafalkan. Pembicara dapat secara bebas memandang publik atau forum. Kelemahannya, penyampaiannya mirip dengan robot, nada suara, ekspresi wajah, gerak syarat dan sebagainya, hilang. Ingatan manusia, bisa merupakan resiko, bisa melupakan pesan sebenarnya. Untuk memperbaiki hal semacam itu, bisa dibantu dengan mengubah sikap duduk sebelum selesai bisa membantu mengingat kembali yang dilupakan dalam waktu singkat.
Keempat, pidato dipersiapkan secara tidak lengkap. Jenis penyampaian ini menggabungkan keuntungan pidato yang berpedoman dan direncanakan dengan baik, dengan spontanitas. Berpidato dengan gaya ini, hanya dengan bantuan sedikit catatan.

5. Pemilihan bahasa
Pembicara merupakan variabel yang akan dipengaruhi dengan pengetahuan sifat-sifat publik atau peserta.

6. Analisis berorientasi-tujuan
Selain menganalisis sifat-sifat peserta, pembicara juga harus bertanya pada dirinya, informasi peserta yang penting bagian tujuan pembicara.
Berikut hal yang harus diperhatikan pada saat berbicara :
a. Pakaian
b. Pandangan mata
c. Air muka/wajah
d. Sikap tubuh
e. Suara
f. Tulisan

DAFTAR PUSTAKA
Assmpta, Maria, R, 2005. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: Grasindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar