Bagi pengamat olahraga, Sumohadi Marsis, hal wajar jika seorang pemain dikeluarkan jika PSSI yang menentukannya. Hal ini karena menurutnya PSSI hanya mengenal satu kompetisi, yaitu Indonesia Super League (LSI).
Menurut Sumohadi, hal wajar itu juga terkait bahwa setiap liga memang seharusnya berada di bawah panduan PSSI. Bahkan menurutnya di berbagai belahan dunia, hanya ada satu kompetisi profesional tertinggi yang dibawahi oleh persatuan sepakbola di negaranya masing-masing.
Saat ini tinggal, si pemain yaitu Irfan bachdim yang menurutnya harus memilih. Tetap berada di klubnya dengan aturan tak boleh bermain di tim nasional atau memilih hengkang dari klub dan mencari klub baru di ISL. ''Semuanya tergantung pemain saya rasa,''
Bagi Sumohadi sendiri, ia lebih menyoroti keluarnya klub-klub bola ISL ke Liga Primer Indonesia (LPI). Baginya hal ini menunjukkan ada sesuatu yang harus dibenahi PSSI.
"Seperti isu pengaturan skro yang hingga kini belum dibereskan, meski ada satgas Anti Suap, tetapi belum ada hasilnya. Makanya hingga kini isu pengaturan skor masih terus ada dan menggelayuti ISL, hal ini perlu diperhatikan benar-benar oleh PSSI,'' pungkasnya.
Irfan Bachdim, striker yang masih terikat kontrak dengan klub Persema Malang ini memang erancam dicoret dari timnas Indonesia. Hal ini menyusul keputusan Persema Malang keluar dari kompetisi PSSI 'Liga Super Indonesia' 2010 untuk gabung dengan kompetisi tandingan Liga Primer Indonesia (LPI).
PSSI yang tak mengakui LPI, sejak awal mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada pemain, pelatih dan ofisial klub yang tergabung di LPI. Salah satu ancaman PSSI juga mencoret nama pemain Timnas yang tergabung di klub peserta LPI.
sumber: http://dunia-panas.blogspot.com/2011/01/alasan-mengapa-irfan-bachdim-dicoret.html
www.google.com
Senin, 03 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar